Monday, October 31, 2016

CUMAPOKER - PENANGAN JENAZAH YANG CUKUP UNIK DI LINGKUNGAN

PENANGAN JENAZAH YANG CUKUP UNIK DI LINGKUNGAN

Selama ini, ketika seseorang meninggal dunia, cara penanganan jasad kerabat yang meninggal tidak selalu ramah lingkungan. Tubuh yang meluruh dalam peti mati atau tanah dapat menghasilkan gas metan dalam jumlah besar, padahal gas itu termasuk dalam gas rumah kaca (greenhouse gas, GHG) yang berbahaya. Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengenang kerabat yang meninggal dalam cara yang tidak terlalu membahayakan bagi planet ini:

Rak Diubah Jadi Peti Mati
William Warren mencetuskan gagasan untuk membuat perabot rumah tangga yang nantinya dapat diubah bentuk menjadi peti mati ketika kematian tiba. Dengan demikian, penggunaan kayu berlangsung lebih lama, lagipula, seperti dalam situs web miliknya, "warna kayu akan menguat, permukaan akan matang selama beberapa tahun, dan perabot itu akan menjadi bagian diri seseorang."

Hindari Batu Nisan
Jika tetap bersikukuh pada pemakaman tradisional, pastikan memakai cara alamiah untuk menandai kuburan sebagai cara yang baik demi keberlanjutan (sustainability). Batu nisan dan mausoleum dibuat dari batu dan memerlukan banyak energi untuk membuatnya. Pilihlah sebatang pohon atau batu belum diproses sebagai penanda agar meninggalkan kehidupan ini dengan tapak karbon yang lebih rendah.

Melarutkan Jasad
asad yang dikremasi sepertinya menjadi cara terbaik untuk penguburan berkelanjutan, tapi, dalam banyak kasus, cara itu tidak ramah bagi lingkungan. Sebagai contoh, di Inggris, kremasi turut andil dalam polusi merkuri, hingga angka 16 persen. Lagipula, seperti laporan The Atlantic, perlu bahan bakar setara 2 tangki SUV untuk kremasi satu jasad. Sekarang ini, orang sudah mulai melongok 'kremasi hijau' yang dilakukan melalui hidrolisis alkalin.

0 comments:

Post a Comment